Dengan lonjakan infeksi yang kian parah, sistem perawatan kesehatan India kini berada di bawah tekanan yang amat kuat. Kematian Ashwani dan orang-orang yang bernasib sama sepertinya pun semakin meningkatkan kecemasan masyarakat Delhi akan ancaman wabah yang terus bergolak.
Sampai hari ini, menurut data resmi, lebih dari 1.200 orang telah meninggal akibat virus corona di Delhi. Sementara, lebih dari 1.000 kasus baru infeksi dilaporkan setiap hari di ibu kota India itu.
Kamar jenazah di berbagai rumah sakit telah dipenuhi dengan mayat pasien terkait dengan Covid-19. Sementara, para pegawai krematorium pun mengaku kewalahan melayani antrean jenazah yang hendak dikremasi (dibakar). Beberapa anggota dewan di Delhi mengatakan, jumlah korban jiwa akibat wabah virus corona sebenarnya dua kali lipat dari jumlah resmi yang dirilis pemerintah kota.
Pemberitaan media-media India pun kini penuh berisi dengan kisah-kisah tragis tentang pasien yang sekarat setelah ditolak rumah sakit. Berita itu antara lain, menceritakan seorang perempuan hamil meninggal saat diantar ke rumah sakit.
Ada pula cerita tentang seorang lelaki berusia 78 tahun mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Delhi untuk mendapatkan tempat tidur yang dilengkapi ventilator di rumah sakit. Akan tetapi, kakek itu akhirnya meninggal dunia sebelum persoalannya diatasi oleh pemerintah.