Kebobrokan sistem kesehatan India tidak cukup sampai di situ. Saluran TV Mirror Now mengungkapkan, setidaknya ada lima rumah sakit di New Delhi yang meminta pasien virus corona membayar hingga 5.250 dolar AS (Rp75 juta) agar bisa diterima.
Gubernur Delhi, Arvind Kejriwal, menuding rumah sakit-rumah sakit swasta telah berbohong tentang ketersediaan tempat tidur mereka. Dia pun menjanjikan sanksi yang keras kepada rumah sakit yang kedapatan memeras uang pasien.
Namun para ahli justru mempertanyakan kemampuan pemerintah setempat dalam menangani pandemi. Ahli virologi India, Shahid Jameel mengatakan, Delhi, seperti kota-kota besar lainnya di negara itu, belum banyak melakukan tes Covid-19 kepada warganya. Sejauh ini, tes yang dilakukan pemerintah setempat hanya mencakup satu persen dari populasi kota itu.
“Saat ini Pemerintah Delhi sedang melakukan segalanya untuk membuat orang panik,” ujar Jameel kepada AFP.
“Pengujian harus dilakukan secara agresif. Saya tidak mengerti logika pengujian hanya pada orang-orang yang bergejala. Bagaimana Anda akan menemukan angka pasti infeksi yang telah menyebar di masyarakat, jika Anda tidak mengujinya?” ucapnya.
India per hari ini telah mencatatkan lebih dari 300.000 kasus infeksi virus corona, dengan hampir 9.000 di antaranya berupa kasus kematian.