Foto-foto dari dalam aula acara menunjukkan tubuh bernoda darah tergeletak, dengan potongan-potongan tubu manusia, pakaian robek, topi, sandal, dan botol air mineral. Ledakan juga menghancurkan bagian langit-langit aula.
Pernikahan itu dihadiri sebagian besar oleh Syiah Hazara, yang sering menjadi sasaran mayoritas Sunni, khususnya ISIS.
Afiliasi kelompok ekstremis Sunni Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu, dengan mengatakan pengebom menargetkan pernikahan itu karena dihadiri adalah kaum Syiah.
Presiden Ashraf Ghani menyebut serangan itu "barbar". Sebagai tanda berkabung, Ghani menunda perayaan pada Senin (19/8/2019) yang dijadwalkan untuk menandai 100 tahun kemerdekaan Afghanistan dari Inggris.