Keputusan AS mundur dari perjanjian itu dibuat Trump pada 2018 guna mengekang ambisi nuklir Iran. Untuk tujuan itu, Trump juga memerintahkan pengetatan sanksi terhadap Iran.
Di Timur Tengah, laporan intelijen AS menyebutkan kelompok ISIS belum dikalahkan, walau Trump mengatakan sebaliknya.
Kendati kemungkinan tidak bertujuan mengambil wilayah baru, ISIS disebut tetap ingin mengambil alih wilayah Irak dan Suriah.
"ISIS akan mencoba mengeksploitasi ketidakpuasan kaum Sunni, ketidakstabilan masyarakat, dan pasukan keamanan yang lemah untuk mengambil alih wilayah di Irak dan Suriah dalam jangka panjang," demikian isi laporan tersebut.
Keputusan Trump menarik mundur pasukan AS dari Suriah disambut para sekutu AS dengan kekagetan. Trump berkeras ISIS sudah dikalahkan.
Hal itu disuarakan kembali oleh Pelaksana tugas Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan.
"Saya bisa katakan 99,5 persen lebih wilayah yang tadinya dikendalikan ISIS kini sudah dikembalikan ke rakyat Suriah. Dalam beberapa pekan, jumlahnya mencapai 100 persen," ujarnya.