Senjata termobarik sudah digunakan oleh Rusia dan negara Barat sejak 1960-an. Amerika Serikat mengandalkan senjata ini untuk melenyapkan Al Qaeda di pegunungan Afghanistan.
Hellyer mengatakan, senjata termobarik sangat efektif dalam menghancurkan formasi pertahanan. Meski senjata ini tidak bisa menghancurkan tank, termobarik dapat digunakan sebagai senjata yang bisa merusak kompleks apartemen dan bangunan lainnya.
Pada 2020, Human Rights Watch (HRW) mengutuk penggunaan senjata termobarik di Chechnya oleh Rusia. Menurut HRW, serangan yang dilakukan Rusia sangat berbahaya dan menimbulkan dampak kemanusian.
Efek yang ditimbulkan dari senjata termobarik ini sangat mengerikan, menciptakan ruang hampa serta menyedot udara keluar dari paru-paru.
Tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaan senjata termobarik. Namun jika suatu kekuatan militer menggunakannya untuk menargetkan penduduk sipil, negara tersebut bisa dihukum atas kejahatan perang di bawah Konvensi Den Haag 1899 dan 1907.