"Semua intelijen dan akses ke Al Baghdadi, di samping identifikasi tempatnya, adalah hasil pekerjaan kami. Sumber intelijen kami terlibat dalam pengiriman koordinat, mengarahkan penurunan satuan dari udara, terlibat bagi keberhasilan operasi sampai saat-saat terakhir," katanya, seperti dilaporkan BBC, Rabu (30/10/2019).
Can menuturkan, SDF bekerja sama dengan CIA untuk melacak Baghdadi sejak 15 Mei, dan menemukan dia bersembunyi di provinsi Idlib, di mana operasi dilakukan.
Sumber tersebut, kata Can, menemukan pemimpin ISIS itu akan pindah ke tempat baru di Jarablus.
SDF merupakan sekutu penting AS dalam perang melawan ISIS, tetapi awal bulan ini Trump menarik pasukan AS dari Suriah bagian utara. Para pengamat mengatakan penarikan AS memberikan lampu hijau kepada Turki untuk memulai serangan lintas batas di kawasan.
Beberapa sekutu AS atau kekuatan di kawasan sebelumnya diberitahu soal operasi itu, termasuk Turki, Irak, pasukan Kurdi di timur laut Suriah, dan Rusia yang menguasai wilayah udara Idlib.