Ancaman tarif baru dari AS menandai babak baru dalam ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Selama dua tahun terakhir, hubungan Beijing-Washington kerap diwarnai aksi saling balas kebijakan, terutama di sektor teknologi dan sumber daya strategis.
Meski demikian, China menyatakan masih membuka pintu dialog.
“Hubungan ekonomi seharusnya dibangun atas dasar saling menghormati dan keuntungan bersama, bukan melalui tekanan sepihak,” kata Kementerian Perdagangan.
Trump Ancam Naikkan Tarif hingga 100 Persen
Sebelumnya, Presiden Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen terhadap seluruh barang impor asal China. Ancaman itu disampaikan setelah Beijing mengumumkan pembatasan ekspor logam tanah jarang, komponen vital dalam pembuatan perangkat elektronik dan teknologi tinggi, ke AS.
“Berdasarkan sikap China yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dan hanya diterapkan terhadap AS, mulai 1 November 2025 (atau lebih cepat), Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100 persen terhadap China, di atas tarif yang sudah berlaku,” tulis Trump di platform media sosial, Truth Social.
Selain itu, Washington juga akan membatasi ekspor perangkat lunak penting yang berkaitan dengan teknologi strategis.