Setelah perang kemerdekaan, para pemimpin Turki, termasuk Mustafa Kemal Ataturk, mengubah wajah negara itu dan membentuk Republik Turki pada 1923.
Di bawah Erdogan, Turki berusaha membangun kembali pengaruh era Turki Utsmani di Timur Tengah, terutama di Suriah dan Irak, serta Balkan dan juga Afrika.
2. Sekuler dan Demokrasi Barat
Ataturk, presiden pertama Turki, mengubah negara itu degan berkiblat ke Barat. Dia menjadikan Turki sebagai negara sekular.
Demokrasi multi-partai diperkenalkan pada 1946. Di bawah pengganti Ataturk, Ismet Inonu, Turki tetap netral dalam Perang Dunia II.
Pada 1952, Turki bergabung dengan NATO dengan dukungan kuat dari Amerika Serikat (AS). Tujuan AS adalah memastikan Turki tidak masuk ke orbit Uni Soviet.