"Kami tidak tahu bagaimana dan mengapa data dipalsukan dan kami telah memerintahkan (perusahaan) untuk menyelidiki penyebab dan menyerahkan laporannya," kata seorang pejabat kementerian, dikutip dari AFP, Rabu (17/10/2018).
Sementara itu, perusahaan menjamin pemalsuan data ini tak memengaruhi kualitas alat miliknya dalam meredam guncangan sampai pada skala gempa tertinggi sekali pun.
"Saya meminta maaf secara tulus dan mendalam," kata Presiden KYB, Yasusuke Nakajima, dalam konferensi pers, kemarin.
Peredam guncangan merupakan bagian dari sistem kompleks yang dipasang di banyak bangunan Jepang sebagai antisipasi dampak terburuk dari gempa. Alat ini dipasang di bagian fondasi bersama dengan perangkat lain untuk mengisolasi efek gempa.
Sistem ini memungkinkan bangunan-bangunan tinggi bergoyang pada level wajar untuk menyerap gelombang seismik. Gedung yang terlalu banyak goyang atau bahkan sangat sedikit berpotensi mengalami kerusakan.
Jepang berada di persimpangan empat lempeng tektonik dan mengalami gempa besar setiap tahunnya. Pada awal September, sedikitnya 44 orang tewas setelah gempa 6,6 Skala Richter menghantam utara Hokkaido.