Kelompok advokasi Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), dalam komentarnya soal debat, menegaskan Biden salah dengan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin mengakhiri perang. Netanyahu yang justru ingin terus membantai rakyat Palestina di Gaza karena tak menyetujui gencatan senjata permanen sebagaimana dituntut Hamas.
Selain itu CAIR menilai komentar Trump tentang Palestina sebagai penghinaan yang rasis.
"Penggunaan kata 'Palestina' oleh mantan Presiden Trump sebagai penghinaan dan tindakan rasis. Pernyataan Presiden Biden atas dukungan militernya terhadap genosida pemerintah Israel di Gaza tidak berperasaan," kata Corey Saylor, direktur penelitian dan advokasi CAIR.
Kecaman yang sama terhadap Trump juga datang dari kelompok HAM Amnesty International.
“Menyindir bahwa menjadi orang Palestina adalah hal buruk, seperti dilakukan mantan Presiden Trump ketika dia menyebut Presiden Biden sebagai orang Palestina, berbau rasisme dan kebencian anti-Arab,” kata Paul O'Brien, direktur eksekutif Amnesty International AS.
Para aktivis HAM melaporkan peningkatan Islamofobia, bias anti-Palestina, dan antisemitisme di AS sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023. Perang di Gaza dan dukungan Washington terhadap Israel juga telah menyebabkan demonstrasi selama berbulan-bulan di penjuru AS.