Sementara itu, Partai Likud--afiliasi politik Netanyahu--menuding aksi demonstrasi tersebut diinisiasi oleh kelompok sayap kiri serta menyebut media Channel 12 News sebagai saluran yang menyebarkan propaganda anti-pemerintah.
"Netanyahu tengah berusaha membawa ekonomi Israel kembali normal dan memberikan bantuan uang pada warga Israel," demikian pernyataan Partai Likud dikutip dari Reuters, Minggu (8/8/202).
Aksi unjuk rasa meluas sampai ke distrik komersial di kota Tel Aviv. Sepanjang jalan bebas hambatan serta jalan lintas bawah tanah, para demonstran membentangkan bendera hitam sebagai serta membunyikan klakson kendaraan.
Seorang demonstran bernama Yael yang kehilangan pekerjaan di sebuah restoran di Tel Aviv mengatakan bantuan pemerintah pada realitanya tidak cepat turun ke rakyat terdampak.
"Anda mungkin akan berpikir krisis sekali seumur hidup seperti ini akan mendorong Netanyahu untuk bertindak, dan ternyata tidak. Sudah cukup!," ucap Yael.
Israel mulai melonggarkan aturan lockdown sejak akhir Mei lalu, meskipun tingkat penularan Covid-19 masih bertambah. Akan tetapi, langkah tersebut tak cukup berhasil menekan tingkat pengangguran. Sebaliknya, jumlah pengangguran di negara itu naik hingga 21,5 persen.