Surat kabar The Kathmandu Post melaporkan, demonstran rusuh mencegah kendaraan pemadam kebakaran keluar dari markas-markas mereka untuk memadamkan api. Tim penyelamat tidak bisa meninggalkan garasi karena pintu gerbang diblokir.
Demonstrasi rusuh di Nepal dilatarbelakangi pemblokiran platform media sosial lantaran tidak memenuhi peraturan untuk mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi sesuai batas waktu yang ditentukan.
Akibatnya warga tak bisa mengakses berbagai platform media sosial seperti X, Instagram, Facebook, YouTube, serta aplikasi pesan singkat WhatsApp dan Telegram. Namun pemerintah mencabut pemblokiran pada Selasa kemarin setelah demonstrasi berdarah yang menewaskan 21 orang.
Selain itu massa memprotes kondisi perekomian yang membuat orang-orang muda sulit mencari pekerjaan sehingga memilih bekerja di luar negeri serta maraknya korupsi.