JAKARTA, iNews.id - Sejumlah negara menarik duta besarnya untuk Israel sejak perang melawan Hamas. Langkah itu sebagai bentuk protes kepada Israel yang meningkatkan serangan militer hingga merenggut nyawa lebih dari 9.700 orang warga Palestina di Jalur Gaza.
Negara-negara yang menarik dubes dari Israel tidak hanya Amerika Latin, tetapi juga kawasan Timur Tengah. Bolivia bahkan memutuskan hubungan diplomatik atas perlakuan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Sementara Turki memanggil dubesnya pulang untuk berkonsultasi, Sabtu, 4 November 2023 lalu. Negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu juga memutuskan kontak dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprotes perang yang berlangsung.
Bolivia mengumumkan telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada Selasa, 31 Oktober 2023, akibat kematian warga sipil yang disebabkan oleh perang di Jalur Gaza. Negara Amerika Latin ini menjadi negara pertama yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel atas serangan di Gaza.
"Pemerintah memutuskan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang dilakukan di Jalur Gaza," kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dalam konferensi pers, dilansir dari AFP.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kepresidenan Bolivia Maria Nela Prada mengatakan, negaranya mendesak Israel untuk mengakhiri serangan di Jalur Gaza. Pemerintah Bolivia juga segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Kami menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan pengungsian paksa warga Palestina," kata Maria.
Bolivia pernah mengambil sikap yang sama pada tahun 2009 silam. Mereka memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Hubungan kedua negara tersebut baru membaik sekitar tahun 2019.
Honduras menarik dubesnya untuk Israel, Roberto Martinez, Jumat, 3 November. Negara Amerika Latin tersebut mengutuk tindakan Israel yang disebutnya sebagai genosida dan pelanggaran serius lainnya terhadap hukum internasional di Jalur Gaza.
"Mengingat situasi kemanusiaan serius yang diderita penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza, Pemerintahan Presiden Xiomara Castro de Zelaya memutuskan untuk segera memanggil Roberto Martinez – Duta Besar Republik Honduras di Israel – ke Tegucigalpa untuk berkonsultasi," kata Menteri Luar Negeri Enrique Reina di X atau sebelumnya Twitter, Sabtu, 4 November.
Reina mengatakan kepada Associated Press (AP), pemanggilan kembali duta besar tersebut sebagai cara untuk menarik perhatian terhadap situasi sipil di Gaza. Pemerintah memutuskan untuk menarik pejabatnya keluar sampai situasi lebih jelas.
"Hubungan dengan Israel tetap stabil dan diplomat serta staf Honduras akan tetap berada di kedutaan," ujar Reina.
Reina juga menekankan poin-poin utama dari resolusi PBB baru-baru ini yang menyerukan gencatan senjata segera, penghormatan terhadap hukum kemanusiaan dan memulai dialog untuk mencari perdamaian.