Sebuah toko di dekat rumahnya dijarah, sebut dia, dan seorang tetangga memberinya sedikit beras.
"Saya merebusnya, menambah sedikit gula, dan memberinya kepada anak saya. Tapi hari ini, ketika dia minta makan, apa yang akan saya berikan? Saya bisa menahan lapar. Sebagai orang dewasa, kita hanya butuh segelas air. Tapi bagaimana dengan anak-anak?" ujarnya.
Tampak pula sekelompok ibu-ibu yang juga putus asa dan tertekan, mulai memukul-mukul pintu toserba yang tutup, menuntut agar diizinkan masuk.
Di dalam, kasir dan mesin kartu tidak berfungsi dan staf hanya menerima pembayaran dalam dolar AS.
"Kami tidak menggunakan dolar di negara ini, kami tidak dibayar dengan dolar, kami dibayar dengan Bolivar," kata Majorie, suaranya meninggi lagi.