WASHINGTON, iNews.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan telah membuka komunikasi dengan kelompok oposisi tersenjata Suriah, Hayat Tahrir Al Sham (HTS). Kabar ini cukup mengejutkan karena AS belum mencabut HTS dari daftar organisasi teroris.
Reuters, mengutip dua sumber pejabat AS, melaporkan pemerintahan Biden mendesak HTS untuk tidak mengambil alih kepemimpinan Suriah secara sepihak. Washington ingin HTS melakukan proses yang inklusif dengan menggandeng semua kepentingan untuk membentuk pemerintahan transisi Suriah.
Namun pejabat yang meminta identitasnya tak dipublikasikan itu tak mengatakan apakah pesan tersebut dikirim secara langsung kepada HTS atau melalui perantara. Hanya saja dia menegaskan komunikasi tersebut dilakukan secara terkoordinasi dengan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah, termasuk Turki.
AS memasukkan HTS dalam daftar organisasi teroris terkait hubungannya dengan Al Qaeda. Namun HTS sudah lama memisahkan diri dengan Al Qaeda.
Sementara itu NBC News melaporkan, pemerintahan Biden sedang membahas pertimbangan untuk mencabut status teroris asing HTS.
Pembahasan tersebut bertujuan untuk membuka jalan bagi dunia internasional guna berinteraksi dengan pemerintahan baru Suriah, di mana HTS akan menjadi bagiannya.
Dua pejabat AS mengatakan kepada NBC News, AS ingin mencabut status teroris tersebut segera. Namun ada beberapa pejabat yang menilai keputusan itu masih dalam tahap awal.
Laporan NBC News itu muncul beberapa jam setelah Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan belum ada diskusi untuk mengubah kebijakan terhadap HTS.
"Kami memantau apa yang mereka lakukan," kata Kirby.