Rencana tersebut memicu kemarahan dan seruan untuk membatalkannya.
Sekretariat Jenderal DPR Timor Leste
akan melanjutkan pemeliharaan kendaraan dinas yang telah digunakan anggota parlemen.
Demonstrasi mahasiawa dan elemen lain pecah pada Senin dan Selasa yang berujung rusuh. Massa menggeruduk kompleks parlemen dan merusak beberapa mobil. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan tidak akan ada toleransi terhadap kekerasan selama demonstrasi.
Kerusuhan terjadi saat Perdana Menteri Xanana Gusmao dalam perjalanan ke London, Inggris, untuk menghadiri pertemuan perbatasan darat dan laut. Dia diperkirakan akan pulang pada 22 September.