"Semua karyawan FBI berpegang pada standar perilaku tertinggi, dan tuduhan terhadap karyawan mana pun dianggap sangat serius," lanjut pernyataan itu.
Beberapa sumber mengatakan, sejumlah personel FBI dikirim kembali ke AS ketika Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman menyelidiki dugaan tersebut.
Seorang mantan agen mengatakan kepada Wall Street Journal, FBI memiliki kantor di puluhan kedutaan AS di seluruh dunia. Karyawan biro investigasi yang ditugaskan di pos—yang bekerja untuk memerangi kejahatan dan terorisme—sering membina hubungan dengan pejabat lokal karena minum pada larut malam.
Di beberapa negara Asia, prostitusi legal atau ditoleransi.
Para pejabat yang mengetahui soal dugaan skandal itu menambahkan, para pejabat FBI prihatin dengan isu-isu terkait prostitusi saat mereka berjuang untuk mencegah dinas intelijen asing dari karyawan kedutaan yang berkompromi.