Liu malah balik menuduh ada upaya dari negara-negara barat memanipulasi video tersebut sebagai bentuk propaganda memojokan China melakukan kekerasan pada Muslim Uighur.
"Biarkan saya memberi tahu Anda ini. Yang disebut intelijen Barat terus melakukan tuduhan palsu terhadap China. Mereka mengatakan satu juta atau lebih warga Uighur telah dianiaya."
"Dalam 40 tahun terakhir, populasi Uighur di Xinjiang meningkat dua kali lipat. Populasi bertambah dua kali lipat. Jadi tidak ada batasan populasi. Tidak ada yang disebut aborsi paksa dan sebagainya," lanjutnya.
Tayangan video tersebut muncul di saat ketegangan Barat dan China meningkat karena penerapan Undang-Undang Keamanan Nasional yang membatasi kebebasan warga Hong Kong. Selain itu, Amerika Serikat dan Inggris diketahui tengah melakukan perlawanan terhadap penggunaan produk yang dibuat oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei.