BANGKOK, iNews.id – Tentara Thailand membantah telah memasok beras ke unit-unit militer Myanmar. Angkatan bersenjata negeri gajah putih itu menyatakan, setiap makanan yang dikirim melalui perbatasan negara adalah bagian dari perdagangan normal.
Militer Myanmar menghadapi kecaman internasional atas kudeta 1 Februari dan penumpasan berdarah aksi protes terhadap pemerintahan militer yang menewaskan hampir 250 orang. Thailand juga menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah tersebut.
Bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kecaman dari para pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Politikus perempuan itu telah ditahan di Myanmar sejak kudeta.
Media Thailand melaporkan, tentara Thailand telah memasok 700 karung beras ke unit-unit tentara Myanmar di perbatasan timur Myanmar. Media itu mengutip seorang pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan pengiriman beras itu atas perintah Pemerintah Thailand.
“Tentara Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan tidak ada kontak dari tentara Myanmar yang meminta bantuan atau meminta dukungan dari kami, karena mereka punya harga diri,” kata Komandan Pasukan Naresuan Thailand, Mayor Jenderal Amnat Srimak, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu.
“Jika ada sesuatu, saya kira itu adalah perdagangan rutin di penyeberangan perbatasan biasa. Kami tidak memblokir ini jika tindakan tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur bea cukai,” kata Amnat.
Militer Myanmar tidak menjawab telepon wartawan saat dimintai komentar terkait isu tersebut.
Media Thailand melaporkan, unit-unit tentara Myanmar yang dipasok militer Thailand di dekat perbatasan telah terkepung oleh pasukan Persatuan Nasional Karen (KNU). Untuk diketahui, KNU adalah kelompok pemberontak etnik minoritas yang menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada 2012.