“Najib tidak meraih keuntungan apa pun. Anggaran itu memang sudah dialokasikan, tapi Najib melakukan revisi karena ada prioritas, keterdesakan, dan melihat kondisi bangsa yang sedang terpuruk,” kata Shafee.
Tuntutan lain yang didakwakan kepada Najib adalah proyek yang berkaitan dengan East Cost Rail Link (ECRL) senilai USD14 miliar.
Megaproyek infrastruktur itu disepakati Pemerintah Malaysia dan China sejak beberapa tahun lalu. PM Malaysia saat ini, Mahathir Mohamad, menilai kesepakatan itu merugikan bangsa Malaysia.
Najib dan Irwan dibebaskan dengan uang jaminan masing-masing RM1 juta. Selain itu, kedua terdakwa diminta menyerahkan paspor. Jaksa penuntut awalnya meminta jaminan senilai RM3 miliar.
Namun, pengacara Najib menyatakan Najib kesulitan memenuhi jaminan tersebut karena sudah membayar RM4,5 juta pada kasus sebelumnya. “Saya juga meminta agar pembayarannya dilakukan dalam tempo tiga pekan karena rekening Najib sendiri sedang beku,” ujar Shafee.