Selain itu Chandrachud sangat khawatir karena nama korban dan foto-fotonya sempat beredar di media sosial. Padahal hukum India melarang penyebaran identitas korban pemerkosaan, termasuk foto dan videonya. Para pelaku penyebaran bisa dijatuhi hukuman denda atau penjara hingga 2 tahun.
Hal miris lainnya adalah RG Kar Medical College, lokasi pemerkosaan dan pembunuhan, menjadi sasaran amukan massa yakni para perempuan. Bahkan massa membakar bangsal rumah sakit sebagai bentuk kemarahan. Chandrachud mempertanyakan mengapa tak ada langkah-langkah keamanan yang memadai untuk mengendalikan kekerasan.
"Kekuasaan negara tidak boleh dilepas kepada pengunjuk rasa damai," kata Chandrachud, dikutip dari BBC, Selasa (20/8/2024).
Para dokter dan tenaga medis seluruh rumah sakit India menggelar aksi mogok nasional sebagaimana diserukan Asosiasi Medis India (IMA). Operasi elektif dan perawatan rawat jalan dihentikan dan hanya layanan darurat yang masih beropeasi di rumah sakit besar.
IMA juga mengeluarkan daftar tuntutan, termasuk penguatan hukum untuk melindungi staf medis dari kekerasan, peningkatan keamanan di rumah sakit, dan penciptaan ruang aman untuk beristirahat.
Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan adalah polisi sukarela rumah sakit yang kini telah ditahan. Biro Penyelidikan Pusat CBI) mengambil alih penyelidikan kasus tersebut karena menyita perhatian publik yang besar. Pemerkosaan dan pembunuhan ini memicu amarah seluruh India, bahkan disamakan dengan kasus serupa yang menimpa seorang mahasiswi di New Delhi pada 2012 silam.