ANTANANARIVO, iNews.id - Pasukan elite Madagaskar, Pusat Administrasi Personel Angkatan Bersenjata (CAPSAT), membantah keputusan mereka mendukung demonstrasi Gen Z dianggap sebagai bentuk kudeta pemerintah.
CAPSAT pada Minggu (12/10/2025) secara sepihak melantik panglima angkatan bersenjata baru, Jenderal Demosthene Pikulas. Pasukan elite itu juga menyerukan semua personel militer Madagaskar untuk membangkang perintah Presiden Andry Rajoelina di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran yang mengguncang ibu kota dalam sebulan terakhir.
Upacara pelantikan tersebut dihadiri langsung Menteri Angkatan Bersenjata Manantsoa Deramasinjaka Rakotoarivelo yang juga memberi restu kepada Pikulas.
“Saya memberi restu,” ujar Rakotoarivelo, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (13/10/2025).
Bantah Kudeta, Klaim Ingin Pulihkan Ketenangan
Meski pelantikan itu memicu spekulasi upaya kudeta terhadap Presiden Rajoelina, pejabat CAPSAT menegaskan langkah mereka tidak bermaksud merebut kekuasaan.
“Kami menjawab seruan rakyat, tapi ini bukan kudeta,” kata perwira tinggi CAPSAT, Michael Randrianirina.
Senada, Jenderal Pikulas menekankan tindakan militer semata-mata bertujuan untuk memulihkan ketenangan dan perdamaian di seluruh Madagaskar.
“Situasi dalam beberapa hari terakhir tidak bisa diprediksi. Tentara memiliki tanggung jawab untuk memulihkan ketenangan,” ujarnya.
Gelombang demonstrasi pemuda yang berlangsung sejak sebulan terakhir menentang pemerintahan Rajoelina, bahkan menggunakan bendera One Piece sebagai simbol perlawanan, tren yang sebelumnya muncul dalam aksi protes di Indonesia.
Para demonstran menuduh pemerintah gagal menekan kemiskinan dan korupsi yang terus meluas di negara kepulauan Afrika itu. Ketegangan meningkat setelah sebagian anggota militer bergabung dengan massa aksi.