ANTANANARIVO, iNews.id - Krisis politik di Madagaskar memuncak setelah pasukan elite militer bergabung dengan demonstran muda yang menuntut pengunduran diri Presiden Andry Rajoelina. Aksi gabungan ini berubah menjadi upaya penggulingan pemerintahan yang berkuasa sejak 2009.
Gelombang demonstrasi yang dimotori generasi muda, dikenal sebagai Gerakan Gen Z Madagaskar, telah berlangsung selama sebulan terakhir. Mereka menuntut reformasi ekonomi dan keadilan sosial, serta menuding pemerintahan Rajoelina korup dan gagal mengatasi pengangguran.
Menariknya, para demonstran turut mengibarkan bendera bajak laut One Piece, simbol perlawanan yang sempat viral di berbagai aksi protes di Indonesia pada Agustus lalu.
Pasukan Elite Berpihak pada Rakyat
Krisis politik mencapai titik balik ketika unit elite Pusat Administrasi Personel Angkatan Bersenjata (CAPSAT) menyatakan bergabung dengan para demonstran pada Sabtu (11/10/2025). Sehari kemudian, CAPSAT melantik Jenderal Demosthene Pikulas sebagai panglima militer baru dalam upacara resmi di markas besar militer Antananarivo.
Upacara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Angkatan Bersenjata Manantsoa Deramasinjaka Rakotoarivelo, yang menyatakan dukungannya terhadap perubahan kepemimpinan di tubuh militer.
“Saya memberi restu,” ujar Rakotoarivelo kepada Pikulas, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (13/10/2025).
Langkah ini mengguncang stabilitas politik Madagaskar. CAPSAT kemudian mengumumkan bahwa seluruh komando militer, baik darat, udara, maupun laut, kini berada di bawah kendali markas CAPSAT.