WASHINGTON, iNews.id - Elon Musk menyebut negaranya, Amerika Serikat, munafik karena mengirim bom klaster atau amunisi tandan ke Ukraina. Menurut bos Tesla itu, sebelumnya AS selalu mengecam negara lain yang menggunakan senjata tersebut, tapi kini mengirimnya.
"Amerika selalu mengutuk mereka yang menggunakan bom klaster sebagai kejahatan, tapi sekarang kita mengirimnya untuk digunakan. Tidak ada kebaikan yang dihasilkan dari ini," kata Musk, di Twitter Sabtu (15/7/2023), seperti dilaporkan kembali Sputnik.
Dalam cuitan lain, Musk menyebut AS mengirim senjata kontroversial yang dilarang penggunaannya oleh 111 negara itu ke Ukraina karena putus asa. Penyebabnya AS kehabisan artileri 155 mm reguler untuk dikirim ke Ukraina dan yang tersisa hanya bom klaster.
"Saya menginginkan hasil terbaik untuk rakyat. Rusia memiliki setidaknya 4 kali lipat artileri daripada Ukraina dan 10 kali amunisi. Kita telah kehabisan amunisi reguler untuk Ukraina, jadi sekarang mengirim bom klaster dalam keputusasaan, merendahkan diri kita tanpa mengubah hasilnya," kata Musk.
Amunisi tandan yang dikirim AS telah diterima tentara Ukraina beberapa hari lalu. Direktur Staf Gabungan Departemen Pertahanan untuk Operasi Douglas Sims II mengatakan, Ukraina menerima amunisi tandan dari AS serta beberapa negara lain.
Bom klaster itu masuk dalam paket bantuan senjata terbaru AS untuk Ukraina senilai 800 juta dolar AS. Jenis senjata yang dikirim bisa ditembakkan dari meriam howitzer 155 mm yang sudah dikirim ke Ukraina sejak lama.
Sementara itu Mennteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menegaskan, pasukannya akan menggunakan senjata serupa jika Ukraina melakukannya di medan perang. AS, Rusia, dan Ukraina tak ikut menandatangani Konvensi Amunisi Klaster sehingga penggunaannya di tiga negara itu dianggap sah.