Ethiopian Airlines 737 Max jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Maret, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 157 orang.
Jenis yang sama diterbangkan oleh maskapai Indonesia Lion Air, jatuh ke laut hanya lima bulan sebelum insiden di Ethiopia, tidak lama setelah lepas landas dari Jakarta. Kecelakaan itu merenggut nyawa 189 orang.
Dalam kedua kasus, temuan awal mengungkapkan bahwa pilot berupaya berulang kali mengendalikan, namun pesawat itu menukik tajam beberapa kali sebelum akhirnya jatuh.
Pihak penyidik memusatkan pada sistem MCAS (Manoeuvring Characteristics Augmentation System)- perangkat yang berfungsi mencegah pilot menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi dengan cara menukikkan pesawat secara otomatis.
Dalam kasus Lion Air JT610, MACS tidak bekerja dengan baik sehingga setiap kali pilot menaikkan hidung pesawat, MCAS aktif kembali dan menurunkan hidung pesawat.