Presiden Rusia adalah pembuat keputusan utama tentang penggunaan senjata nuklir Rusia.
Tas kerja nuklir—yang disebut “Cheget” (dinamai berdasarkan Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus)—selalu dibawa presiden Rusia ke mana pun. Menteri pertahanan Rusia dan panglima Angkatan Bersenjata Rusia juga diduga memiliki tas kerja semacam itu.
Pada dasarnya, tas kerja tersebut adalah alat komunikasi yang menghubungkan presiden dengan para petinggi militernya dan kemudian dengan pasukan rudal Rusia. Mereka saling terhubung melalui jaringan komando dan kendali elektronik “Kazbek” yang sangat rahasia. Kazbek mendukung sistem lain yang dikenal sebagai “Kavkaz.”
Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Rusia Zvezda pada 2019 menunjukkan salah satu tas kerja nuklir yang memiliki serangkaian tombol. Di bagian “perintah” ada dua tombol, yaitu tombol berwarna putih yang berarti “luncurkan!” dan tombol berwarna merah yang bermakna “batalkan!”. Menurut Zvezda, tas kerja tersebut diaktifkan oleh kartu flash khusus.
Jika Rusia dianggap sedang menghadapi serangan nuklir strategis, presiden melalui tas kerja tersebut akan mengirimkan perintah peluncuran langsung ke panglima militer dan unit-unit komando cadangan yang memegang kode nuklir. Perintah tersebut dengan cepat mengalir melalui berbagai sistem komunikasi ke unit pasukan roket strategis, yang kemudian akan menembaki Amerika Serikat dan Eropa.
Jika serangan nuklir dikonfirmasi, Putin juga dapat mengaktifkan apa yang disebut sistem “Dead Hand” atau “Perimetr” sebagai upaya terakhir. Pada titik itu, komputer akan memutuskan “kiamat” dengan meluncurkan seluruh persenjataan Rusia jika kepemimpinan Kremlin menghadapi kehancuran.