"Kami berdiri bersama sekutu setia, Republik Ceko. Kami menghargai tindakan penting mereka untuk menyalahkan Rusia atas tindakan berbahaya di Ceko," bunyi pernyataan kedubes di Twitter.
Pengusiran diplomat Rusia didasarkan atas penyelidikan terhadap dua anggota intelijen Rusia yang tiba di Praha beberapa hari sebelum ledakan. Ceko mendalami keteribatan dua anggota intelijen militer Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, atas tuduhan terlibat dalam ledakan gudang amunisi
Kepolisian Ceko mengungkap Petrov dan Boshirov, nama kelahirannya diidentifikasi oleh pemerintah Inggris sebagai Alexander Mishkin dan Anatoly Chepigas, juga menggunakan paspor Moldova atas nama Nicolai Popa dan paspor Tajik atas nama Ruslan Tabarov.
Menurut polisi, kedua pria tersebut diyakini berada di Ceko dari 11 hingga 16 Oktober 2014, saat terjadinya ledakan. Terkait temuan ini Hamacek memutuskan untuk mengusir semua staf kedubes Rusia yang jelas teridentifikasi sebagai anggota intelijen, baik SVR maupun GRU.
Kedua orang itu juga dituduh terlibat dalam pembunuhan mantan agen ganda Sergei Skripal di Inggris pada 2018. Skripal dan putrinya, Yulia, diracuni menggunakan zat kimia pelumpuh saraf Novichok di Kota Salisbury pada Maret 2018. Insiden itu memicu gelombang pengusiran diplomat Rusia terbesar dari negara-negara Barat sejak Perang Dingin.
Kremlin membantah keterlibatan Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov dalam upaya pembunuhan Skripal.