TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan militernya tak akan menghentikan serangan ke Jalur Gaza sebagai imbalan atas pembebasan sandera warga Amerika Serikat (AS), Edan Alexander. Hamas pada Minggu (11/5/2025), mengumumkan akan membebaskan Alexander sebagai upaya untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Alexander yang juga tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diketahui sebagai satu-satunya sandera AS yang masih hidup di Gaza.
Menurut Netanyahu, Israel hanya akan menjamin keamanan bagi Alexander sampai dibebaskan. Setelah itu pasukannya akan melanjutkan persiapan untuk memperluas operasi di Gaza.
"Negosiasi akan terus berlanjut di bawah tekanan, selama persiapan untuk mengintensifkan pertempuran," kata Netanyahu, dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri Israel.
Dia yakin tekanan militer akan memaksa Hamas membebaskan sandera Israel. Padahal Israel sudah melakukan operasi militer 17 bulan di Gaza dan tak berhasil membebaskan sandera.
Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al Qassam, mengonfirmasi bahwa Alexander akan bebas hari ini.
"Brigade Al Qassam telah memutuskan untuk membebaskan tentara Zionis yang ditawan dan memegang kewarganegaraan AS, Edan Alexander, hari ini, Senin 12 Mei," bunyi pernyataan Al Qassam, di Telegram.
Hamas membuat keputusan itu setelah melakukan perundingan langsung dengan AS di Doha yang juga diikuti dia dua mediator Mesir dan Qatar.
Kabar mengejutkan bahwa AS dan Hamas melakukan perundingan langsung tanpa melibatkan Israel tersebut muncul menjelang kunjungan Trump ke Timur Tengah pekan ini. Trump akan berkunjung ke Arab Saudi untuk mengikuti KTT Teluk-AS, disusul Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar. Dia dipastikan tak akan singgah ke Israel.