TEL AVIV, iNews.id - Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam menegasakan nasib para sandera Israel di Jalur Gaza bergantung pada kebijakan pemerintahan Zionis.
Juru Bicara Al Qassam, Abu Ubaida, dalam pidato memperingati setahun perang Israel-Hamas, Senin (7/10/2024), mengingatkan kembali soal kondisi para sandera. Nasib mereka terabaikan sejak Israel menolak kesepakatan gencatan senjata berdasarkan proposal yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden serta menambahkan syarat baru.
"Menyangkut soal tawanan, saya ingin sampaikan (kepada) penjajah dan keluarga sandera, Anda sebenarnya bisa memulangkan semua sandera hidup-hidup setahun lalu. Namun, ambisi Netanyahu selalu bertengangan dengan sandera dan keluarga mereka," kata Ubaida, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (8/10/2024).
Ubaida menegaskan, Hamas berusaha menempatkan para sandera di tempat yang aman dari serangan pasukan Zionis. Alasannya karena aturan dalam Islam harus memperlakukan tawanan dalam kondisi terbaiknya.
"Kami memutuskan sejak awal untuk menahan tawanan di tempat aman karena kami mengikuti ajaran agama dan kemanusiaan. Kami menahan mereka di tempat yang aman untuk pertukaran," tuturnya.
Dia melanjutkan, Hamas akan terus berjuang dalam perang yang melelahkan.
Di kesempatan terpisah tokoh senior Hamas, Khaled Meshaal, mengatakan Hamas akan bangkit dari abu seperti burung phoenix setelah mengalami kerugian besar selama setahun perang dengan Israel.
Hamas akan terus merekrut pejuang-pejuang baru sembari memproduksi senjata.