Meski kondisi di RS mencekam, Abu Salmiya menegaskan semua staf medis rumah sakit memutuskan akan terus menemani pasien sampai saat-saat terakhir.
“Kami tidak akan pergi, karena kami sadar jika kami keluar dari rumah sakit, puluhan pasien akan meninggal,” ujarnya.
Di kesempatan berbeda, kepala unit luka bakar RS Al Shifa Ahmed Al Makhalati mengatakan, serangan roket dan rudal pasukan Zionis terus membombardir sekitar bangunan rumah sakit.
“Rasanya kita seperti berada di medan perang,” katanya.
Dia menambahkan pengeboman tidak berhenti selama beberapa hari terakhir, bahkan semakin meningkat dalam beberapa jam. Selain itu pasokan medis dan layanan perawatan berada dalam kondisi bencana.
“Banyak pasien (korban) perang kehilangan nyawa karena tidak mendapat perawatan yang diperlukan,” kata Al Makhalati.
Menurut dia, ada 1.000 pasien lebih yang harus mengganti perban setiap hari, namun itu tidak mungkin dilakukan.