BOGOTA, iNews.id - Pemandangan horor tersaji di lembaga pemasyarakatan Kota Machala, Ekuador, pada akhir pekan lalu. Sebanyak 27 narapidana ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di sel.
Penyebab pasti peristiwa itu belum diketahui pasti, namun para pejabat menyebutnya sebagai "wabah mematikan", merujuk pada perang antar-geng di dalam lapas.
Lembaga pemerhati kasus perampasan hak-hak warga sipil Ekuador SNAI menyatakan, para korban mengalami asfiksia paksa, menyebabkan kematian langsung. Ini mengindikasikan para korban bukan melakukan bunuh diri, melainkan digantung paksa.
Metode ini sering digunakan dalam perselisihan geng di dalam penjara Ekuador.
Unit-unit elite kepolisian dikerahkan untuk memulihkan ketertiban, dan menahan tujuh orang untuk diadili.
Pembunuhan massal ini terjadi beberapa jam setelah bentrokan terpisah di hari yang sama, menewaskan empat napi, melukai 33 orang lainnya serta seorang polisi.
Menurut SNAI, penyebab aksi kekerasan terbaru di penjara terkait dengan reorganisasi menjelang pembukaan fasilitas keamanan maksimum yang dibangun di bawah pemerintahan Presiden Daniel Noboa.
Sistem penjara Ekuador menghadapi eskalasi kekerasan selama bertahun-tahun, didorong oleh geng-geng narkoba yang sangat berpengaruh.