LONDON, iNews.id – Sampai saat ini, para ilmuwan mengasumsikan bahwa mayoritas penduduk dunia rentan terjangkit virus corona (Covid-19). Namun, masih minimnya penelitian dan adanya fakta bahwa orang yang mengidap virus itu sering kali tidak menunjukkan gejala, membuat asumsi itu sulit untuk dikonfirmasi.
Berdasarkan asumsi terkait risiko kontaminasi Covid-19 yang meluas itu pula, pemerintah di berbagai negara bahkan telah menerapkan karantina atau penguncian wilayah (lockdown) yang merusak tatanan ekonomi. Tujuan utama kebijakan itu adalah membatasi penyebaran virus corona untuk melindungi sistem layanan kesehatan agar tidak kewalahan.
Akan tetapi, menurut ilmuwan saraf terkemuka dunia asal Inggris, Profesor Karl John Friston, mayoritas penduduk dunia kemungkinan memiliki prior immunity atau semacam “kekebalan yang sudah didapat sebelumnya” terhadap Covid-19. Karena itu, mereka yang punya kekebalan tersebut tidak akan terjangkit virus asal China itu sejak awal.
Klaim Friston membangun pergeseran menuju konsensus bahwa sebagian orang sebenarnya tidak rentan terhadap virus corona. Hipotesis ini mengikuti argumen ilmuwan lainnya, Michael Levitt, pada awal Mei bahwa model data matematika sejauh ini tidak menunjukkan pertumbuhan eksponensial pada virus corona.
Sebagai gantinya, Friston mengatakan, dia mengharapkan penelitian yang sedang berlangsung untuk mengungkapkan bahwa mayoritas populasi di Inggris, negara asalnya, tidak rentan terhadap penyakit tersebut.