Zavattierri menjelaskan elytron pada kumbang super ini merupakan bentuk evolusi dari sayap yang pada ribuan tahun lalu digunakan oleh nenek moyangnya untuk terbang.
"Kumbang super tidak menggunakan elyton-nya untuk terbang, jaringan elytra mendistribusikan gaya (tekanan) yang diterima secara lebih merata ke seluruh tubuh seranggan," jelasnya.
Lebih lanjut, Zavattierri mengatakan bahwa jaringan elytra berfungsi sebagai bilah eksoskeletal di bagian perut yang menahan bagian dalam perut kumbang keluar dari tubuh saat mendapat gaya tekan.
Jika jaringan elytra putus, maka mekanisme pelindung lain akan otomatis aktif untuk membentuk kembali secara perlahan. Ini mencegah pelepasan energi secara tiba-tiba yang akan mematahkan leher kumbang.
Dengan menggunakan pelat baja, tim peneliti memperoleh fakta makhluk kecil itu dapat menahan gaya 150 newton atau sekitar 39.000 kali berat tubuhnya sebelum eksoskeletonnya mulai robek.
Sedangkan ban mobil akan menghasilkan gaya tekan sekitar 100 newton jika melindas serangga super itu di permukaan tanah.
Tim berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kumbang bertahan dari kekuatan tersebut, mereka dapat mengembangkan bahan yang lebih keras.