"Pengembangan vaksin butuh beberapa tahun," kata Arnaud yang merupakan ahli epidiemiologi dikutip dari AFP, Senin (13/7/2020).
"Tentu saja, ada upaya yang belum pernah dilakukan dalam mengembangkan vaksin, tetapi saya akan terkejut jika kita memiliki vaksin yang efektif pada 2021," tambahnya.
Banyak negara di dunia mulai melonggarkan aturan lockdown (penguncian wilayah) atas pertimbangan menghidupkan kembali perekonomian setelah terhenti selama lebih dari tiga bulan.
Arnaud melihat langkah ini sangat berisiko dan menempatkan ratusan juta manusia di dunia hidup bersama virus mematikan tersebut. Oleh karena itu, dia kembali menegaskan pentingnya jarak jarak dan menjalankan protokol kesehatan guna meminimalisir lebih banyaknya penularan.
"Musim panas ini setidaknya mari kita hormati jaga jarak fisik!."
"Risiko munculnya cluster baru adalah di ruang terbatas, seperti kapal pesiar, kapal perang, ruang olahraga, diskotik, rumah pemotongan, akomodasi perumahan pekerja migran dan tempat-tempat ibadah," ucapnya.
Pada Rabu pekan lalu, Pemerintah Prancis mengatakan tengah bersiap mengantisipasi ancaman gelombang kedua Covid-19. Alih-alih kembali memberlakukan lockdown, pemerintah malah melakukan langkah-langkah terukur seperti imbauan tetap di rumah dan penutupan aktifitas bisnis.
Prancis merupakan salah satu negara di Eropa dengan kasus Covid-19 tertinggi. Data Minggu (12/7/2020) kemarin memperlihatkan kasus infeksi Covid-19 di negara tersebut menembus 171.000 dengan angka kematian lebih dari 30.000.