Itu untuk kami adalah perkara kecil yang akan membuat kita (Indonesia–Malaysia) bermusuhan. Kita (Malaysia) juga memiliki budaya batik dan sebagainya sudah lama. Tetapi, kalau kita perhatikan batik kita (batik Malaysia) tidak sama dengan batik Indonesia. Dengan melihatnya, kita bisa mengenali ini adalah batik Indonesia.
Batik Malaysia dari segi pembuatan (dengan batik Indonesia) mungkin sama, tapi hasil lukisannya berlainan. Kita berhak untuk mengenakan batik. Bahkan batik sudah berkembang ke Sri Lanka, juga Afrika. Jadi jika batik dianggap sebagai hak istimewa Indonesia, maka Indonesia juga harus bertindak (mempersoalkan) kepada negara–negara lain, tidak ke Malaysia saja. Tapi, perkara-perkara ini tidak akan merusak hubungan Indonesia- Malaysia.
Satu hal lagi yang sering menimbulkan friksi dalam urusan sepak bola. Jika Indonesia bertemu Malaysia di lapangan hijau, itu ramainya luar biasa. Sebagai negara satu region di Asia Tenggara, apakah diperlukan transfer knowledge karena kami melihat pesepak bola Malaysia dilatih secara lebih fokus?
Budaya kita agak berlainan sedikit. Indonesia memiliki semangat yang begitu kuat, dan (pendukung Timnas Indonesia) kerap menunjukkan dukungan dalam hal apa pun. Rakyat Malaysia pun begitu, mereka senang melihat pasukan (Timnas Malaysia) menang, tetapi semangat pendukungnya tidak begitu terlihat.