BEIJING, iNews.id – China membalas komentar Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, yang menuduh penguasa di Beijing melakukan pelanggaran HAM mengerikan terhadap kelompok etnik dan agama minoritas di wilayah Xinjiang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyebut komentar Raab itu sebagai rumor dan fitnah belaka.
“Masalah Xinjiang bukan tentang hak asasi manusia, agama, atau kelompok etnik sama sekali, tetapi tentang memerangi kekerasan, terorisme, dan separatisme,” katanya Wenbin di Beijing, Senin (20/7/2020), dikutip AFP.
Raab kemarin menuduh Pemerintah China melakukan pelanggaran HAM berat dan mengerikan terhadap warga Uighur di wilayah Xinjiang. Sejumlah organisasi HAM dan para ahli memperkirakan, lebih dari 1 juta warga etnik Uighur dan kelompok minoritas berbahasa Turki lainnya telah dikumpulkan di kamp-kamp konsentrasi.
Raab mengatakan, laporan soal sterilisasi atau pemandulan paksa serta penahanan massal terhadap warga yang didominasi Muslim di Xinjiang membutuhkan perhatian dunia internasional. Akan tetapi, Wang malah membantah balik, mengklaim laporan mengenai sterilisasi paksa itu hanya omong kosong. Alasannya, populasi Uighur justru meningkat dua kali lipat dalam empat dekade terakhir.
Belakangan ini, ketegangan antara London dan Beijing meningkat karena sejumlah isu. Inggris pada Selasa (14/7/2020) lalu akhirnya tunduk pada tekanan berkelanjutan dari Amerika Serikat dan memutuskan untuk menghapus secara bertahap proyek dengan raksasa telekomunikasi China, Huawei, dari jaringan 5G-nya, meski ada peringatan pembalasan dari Beijing.
Inggris dan China juga berselisih atas pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional yang kontroversial di Hong Kong.
Duta Besar China di London memperingatkan pada Minggu ini bahwa negaranya akan memberikan respons tegas jika Inggris mengikuti langkah AS dalam memberikan sanksi kepada para pejabat China atas berbagai dugaan pelanggaran yang dituduhkan ke Beijing.