NEW YORK, iNews.id - Kemenangan Zohran Mamdani dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) New York 2025 menjadi sorotan besar di Amerika Serikat (AS) dan dunia. Politisi muda Partai Demokrat berusia 34 tahun itu bukan hanya mengalahkan nama besar seperti mantan Gubernur Andrew Cuomo, tapi juga mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim pertama dan keturunan Asia Selatan pertama yang memimpin Kota New York.
Namun, di balik kemenangan bersejarah itu, ada sejumlah faktor penting yang menjadi penyebab keberhasilannya meraih kepercayaan publik dan suara mayoritas warga New York.
Salah satu kunci utama kemenangan Mamdani adalah strategi kampanye yang fokus pada persoalan ekonomi rakyat kecil. Saat banyak kandidat lain menonjolkan isu politik nasional atau reputasi pribadi, Mamdani berbicara langsung tentang masalah nyata yang dihadapi warga New York, seperti mahalnya biaya hidup, sulitnya mencari rumah terjangkau, dan ketimpangan ekonomi yang makin melebar.
Dalam kampanyenya, Mamdani mengusung beberapa program unggulan yang sangat populer di kalangan kelas pekerja dan generasi muda, di antaranya:
Kebijakan progresif ini menjadikannya simbol perlawanan terhadap ketimpangan sosial-ekonomi dan menarik dukungan luas dari warga berpenghasilan menengah ke bawah.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah identitas Mamdani sebagai anak imigran Muslim keturunan Asia Selatan. Di kota yang dikenal sebagai salah satu wilayah paling beragam di dunia, latar belakang Mamdani menjadi representasi nyata dari wajah New York modern.
Kemenangannya menunjukkan bahwa masyarakat kota ini semakin terbuka dan menghargai pluralitas. Mamdani berhasil membangun citra sebagai sosok yang tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga mewakili keberagaman yang menjadi jiwa New York.
Dalam pemilu kali ini, dukungan besar datang dari kalangan muda yang menginginkan pembaruan di tingkat kepemimpinan lokal. Mamdani, dengan usianya yang baru 34 tahun, berhasil membangun koneksi emosional dengan generasi yang tumbuh di tengah krisis ekonomi, kenaikan harga sewa, dan isu keadilan sosial.
Selain itu, komunitas Muslim, Asia Selatan, dan imigran di berbagai wilayah seperti Queens dan Brooklyn menjadi basis kuat yang membantu mendorong kampanyenya hingga ke tingkat kota.
Faktor lain yang turut membuka jalan kemenangan Mamdani adalah mundurnya Wali Kota petahana Eric Adams pada September lalu. Keputusan Adams untuk tidak melanjutkan pencalonan sebagai kandidat independen membuat kontestasi terbuka lebar.
Sementara itu, Andrew Cuomo, meski berpengalaman, dianggap mewakili politik lama dan elit birokrasi yang mulai ditinggalkan pemilih. Kandidat Republik Curtis Sliwa juga gagal menarik simpati publik di kota yang cenderung berhaluan Demokrat.