SEOUL, iNews.id – Korea Utara diperkirakan telah menghabiskan sebanyak 642 juta dolar AS (Rp9,45 triliun) untuk program nuklirnya tahun lalu. Besaran itu berdasarkan estimasi yang diungkapkan oleh para aktivis antinuklir, belum lama ini.
Sejumlah media Barat menyebut Pyongyang tampaknya sudah bersiap-siap untuk menguji senjata nuklir barunya, meski sedang berjuang mengatasi wabah Covid-19 dan krisis ekonomi di negara itu.
Reuters melansir, sampai hari ini memang tidak ada data resmi yang dikonfirmasi tentang uang yang dibelanjakan Korut untuk program nuklirnya. Tak ada juga informasi pasti mengenai ukuran persenjataannya.
Namun, sejak 2006—2017, negara komunis itu telah melakukan setidaknya enam uji coba senjata nuklir. Pyongyang pun tampaknya bersiap untuk melanjutkan pengujian senjata itu lagi.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (14/6/2022), Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN) menyampaikan, anggaran yang dihabiskan Korut untuk proyek nuklirnya sepanjang 2021 mencapai 642 juta dolar AS.
Gerakan yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu mengungkapkan, perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa Korut menghabiskan sekitar sepertiga dari pendapatan nasional bruto (GNI) untuk belanja militer. Dari alokasi anggaran militer tersebut, sekitar 6 persennya digunakan untuk program senjata nuklir.
Perkiraan itu menempatkan Korut sebagai pembelanja terendah dari sembilan negara bersenjata nuklir yang dicakup oleh laporan ICAN. Adapun negara pembelanja terendah untuk senjata nuklir berikutnya adalah Pakistan—yang mengalokasikan anggarannya dua kali lipat dari Korea Utara.