Amerika Serikat acap kali mengkritik Pyongyang karena menghabiskan jutaan dolar untuk militernya. Sementara negara Asia itu tengah menghadapi kekurangan pangan dan masalah ekonomi lainnya.
Menanggapi kritik AS itu, Korea Utara menegaskan bahwa mereka memiliki hak berdaulat untuk mengembangkan senjata nuklir untuk pertahanan diri. Pyongyang menilai senjata itu diperlukan untuk melindungi negara dari ancaman internasional.
Masih belum jelas, apakah Pyongyang sengaja mengurangi dana untuk program nuklirnya selama pandemi Covid-19, kata ICAN.
Dalam laporan tahunan yang dirilis minggu ini, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) memperkirakan Korut telah mengumpulkan hingga 20 hulu ledak. Pyongyang juga diduga memiliki bahan fisil yang cukup untuk sekitar 45–55 perangkat nuklir.
“Program nuklir militer Korea Utara tetap menjadi pusat strategi keamanan nasionalnya,” kata SIPRI.
Buku putih pertahanan terbaru Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara memiliki sekitar 50 kg plutonium tingkat senjata dan sejumlah besar uranium yang diperkaya. Angka perkiraan itu belum berubah sejak 2016.