Sekitar 50 juta warga Iran, yang tertarik dengan fitur keamanan dan privasinya, menggunakan aplikasi Telegram. Namun pihak berwenang menyebut Telegram menjadi penyebab penyebaran aksi protes di negara itu pada Desember 2017.
The Soroush, yang saat ini mengklaim telah memiliki lima juta pengguna, sangat mirip dengan Telegram. Aplikasi ini memungkinkan pengguna bergabung dengan berbagai channel, mengikuti berita, dan melakukan bisnis online.
Namun pengguna tampaknya tidak mendapat jaminan dari pemerintah, termasuk Pemimpin Tertinggi sendiri, bahwa privasi pengguna akan sepenuhnya dilindungi oleh aplikasi tersebut.