TEL AVIV, iNews.id – Israel pada Minggu (18/6/2023) kemarin berencana untuk menyetujui izin pendirian ribuan hunian baru bagi pemukim Yahudi di Tepi Barat, Palestina.
Rencana tersebut tetap diajukan pemerintah zionis pimpinan PM Benjamin Netanyahu, meski ada tekanan dari AS untuk menghentikan perluasan pemukiman yang dianggap Washington DC sebagai hambatan bagi perdamaian dengan Palestina.
Reuters melansir, rencana persetujuan 4.560 unit rumah di berbagai wilayah Tepi Barat dimasukkan dalam agenda Dewan Perencanaan Tertinggi Israel yang akan menggelar pertemuannya minggu depan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.332 di antaranya bakal mengantongi persetujuan akhir. Sementara sisanya masih melalui proses izin awal.
“Kami akan terus mengembangkan penyelesaian dan memperkuat cengkeraman Israel di wilayah (Tepi Barat) itu,” kata Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.
Sebagian besar negara menganggap permukiman yang dibangun di atas tanah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 itu ilegal. Kehadiran mereka merupakan salah satu isu mendasar dalam konflik Israel-Palestina.
Palestina berusaha untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka. Pembicaraan damai yang ditengahi oleh Amerika Serikat telah dibekukan sejak 2014.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan, langkah Israel tersebut sangat mengganggu upaya perdamaian di kawasan. AS pun meminta Israel untuk kembali ke dialog yang ditujukan untuk de-eskalasi.
"Seperti kebijakan lama, Amerika Serikat menentang tindakan sepihak yang membuat solusi dua negara lebih sulit dicapai dan merupakan hambatan bagi perdamaian,” kata Juru Bicara Deplu AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.