KUALA LUMPUR, iNews.id - Rusia belum melihat prospek berakhirnya pertumpahan darah di Timur Tengah. Bahkan eskalasi semakin meningkat usai serangan di Majdal Shams, daerah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024).
Serangan itu menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 35 lainnya, memicu pembalasan Israel ke berbagai wilayah Lebanon.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu enggan mengakhiri perang di Jalur Gaza sampai tujuannya tercapai yakni melenyapkan Hamas. Konflik yang terjadi antara kelompok Hizbullah dengan Israel sebenarnya disebabkan perang di Gaza yang tak kunjung berakhir.
Lavrov menegaskan, tujuan Netanyahu menghancurkan Hamas tak realistis karena kelompok perlawanan itu sangat kuat dan memiliki basis pendukung sangat besar.
"Banyak rekan saya yang memiliki sudut pandang ini, adalah tugas yang tidak realistis untuk menghancurkan sepenuhnya sebuah organisasi yang ada dan memiliki kemampuan dan dukungan cukup, termasuk di dunia Muslim," kata Lavrov, merujuk kepada Hamas, saat konfeensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti dilaporkan Sputnik, Minggu (28/7/2024).