ANKARA, iNews.id - Turki mengecam keras perebutan wilayah Suriah oleh Israel yang memanfaatkan situasi kekacauan politik di negara itu. Pasukan Zionis untuk pertama kali sejak 50 tahun memasuki wilayah Suriah di luar Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Bukan hanya itu, pasukan Israel merebut zona penyangga di Suriah serta menguasai wilayah-wilayah permukiman di sekitarnya. Militer Israel juga secara sewenang-wenang memperingatkan warga Suriah yang tinggal di lima wilayah tersebut untuk tidak keluar rumah.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki mengecam keras serangan dan perebutan zona penyangga Suriah. Lokasi itu tadinya dijaga oleh tentara nasional Suriah, namun mereka menarik diri setelah pemerintahan Bashar Al Assad tumbang.
"Kami mengutuk keras masuknya Israel ke zona pemisah antara Israel dan Suriah," bunyi pernyataan Kemlu Turki, seraya menegaskan kembali dukungannya terhadap kedaulatan, persatuan politik, dan integritas teritorial Suriah, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (11/12/2024).
Disebutkan, Israel mengambil kesempatan atas kondisi Suriah saat ini dengan menunjukkan mentalitas penjajahnya.
"Dalam periode sensitif ini, saat peluang untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas yang telah didambakan oleh rakyat Suriah selama bertahun-tahun muncul, Israel sekali lagi menunjukkan mentalitas penjajahannya," demikian isi pernyataan.
Kecaman keras sebelumnya juga datang dari negara-negara Arab terhadap negara Yahudi itu. Qatar, Irak, dan Arab Saudi di antara negara Arab pertama yang mengutuk perampasan tanah Suriah oleh Israel.
Kemlu Qatar menganggap serangan Israel tersebut sebagai perkembangan berbahaya dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan persatuan Suriah. Israel disebut melakukan pelanggaran hukum internasional yang mencolok.
"Kebijakan memaksakan fait accompli yang dilakukan pendudukan Israel, termasuk upayanya untuk menduduki wilayah Suriah, akan membawa kawasan tersebut ke dalam kekerasan dan ketegangan lebih lanjut," bunyi pernyataan.