Pakar perlindungan hewan menyuarakan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Kucing yang dikenal cerdas dan jinak mudah dimanipulasi oleh manusia yang berniat jahat. Pengedar narkoba memanfaatkan naluri alami hewan tersebut untuk masuk ke wilayah yang seharusnya tak bisa ditembus.
“Ini bentuk kekerasan tersembunyi terhadap hewan. Kucing itu mungkin dipaksa, dilatih, atau dibiasakan mendekati penjara. Apa pun caranya, dia jelas dijadikan korban,” ujar seorang aktivis hak hewan.
Pihak berwenang tengah menelusuri rekaman CCTV dan mempelajari pola gerak hewan tersebut untuk mengidentifikasi jaringan penyelundupan di baliknya. Mereka juga menyelidiki kemungkinan adanya kaki tangan dari luar dan dari dalam penjara.
Sementara itu, kucing malang itu diserahkan ke Layanan Kesehatan Hewan Nasional untuk pemeriksaan medis dan perlindungan lebih lanjut.
Insiden ini menjadi pengingat pahit bahwa dalam dunia perdagangan narkoba, tidak ada batas antara yang masuk akal dan yang kejam. Kucing, simbol kelembutan dan kehangatan rumah, bisa dijadikan alat oleh mereka yang telah kehilangan semua rasa belas kasihan.
Kejahatan narkoba bukan hanya merusak manusia, tapi juga menjadikan makhluk tak bersalah sebagai korban.