Namun, para elite politik di Pyongyang dengan tegas mengklaim sampai sejauh ini tidak satu pun kasus infeksi virus corona yang terdeteksi di negara itu. Para ahli asing sangat meragukan klaim Korut itu.
Kono pun enggan menjelaskan lebih lanjut apa yang membuatnya curiga akan kesehatan Kim. “Saya tidak diizinkan untuk membahas masalah intelijen (ke publik),” ujarnya. Dia menambahkan, AS, Jepang dan negara-negara lain telah berbagi informasi intelijen tentang kondisi Kim Jong Un.
Di tengah ketidakpastian tentang kesehatan Kim, diktator Korea Utara itu diduga menggunakan orang lain sebagai penggantinya untuk tampil di hadapan publik pertamanya pada Mei lalu, setelah sebagian orang berspekulasi bahwa dia telah meninggal.
Kehadiran Kim Jong Un difoto pada upacara pemotongan pita di sebuah pabrik pupuk di pinggiran Pyongyang pada awal Mei. Itu adalah penampilan pertamanya sejak menghilang pada 11 April.
Pada 15 April, Kim secara tidak sengaja melewatkan perayaan Hari Matahari untuk mengenang jasa kakeknya, Kim Il Sung, selaku pendiri Korea Utara, dan ayahnya, Kim Jong Il. Ketidakhadirannya itu belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga memicu gelombang spekulasi tentang kesehatannya, terutama berkaitan dengan pandemi virus corona.
Kim dikenal karena pola makannya yang tidak sehat, serta kegemarannya akan minuman anggur vintage dan kebiasaan merokoknya. Semua itu adalah faktor yang membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.