Joe Biden Ancam Persulit Bantuan Militer AS ke Israel

Ahmad Islamy Jamil
Presiden AS Joe Biden memberikan peringatan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu. Biden mengancam akan menerapkan sejumlah persyaratan kepada Israel untuk mendapatkan bantuan militer dari Amerika. (Foto: Reuters)

“(Biden) menjelaskan perlunya Israel mengumumkan dan menerapkan serangkaian langkah spesifik, konkret, dan terukur untuk mengatasi kehancuran di kalangan sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan para pekerja bantuan,” ungkap Gedung Putih dalam pernyataannya mengenai isi percakapan Biden dan Netanyahu. 

Dikatakan bahwa panggilan telepon itu berlangsung sekitar 30 menit. “(Presiden) menjelaskan bahwa kebijakan AS sehubungan dengan Gaza akan ditentukan oleh penilaian kami terhadap tindakan segera Israel terhadap langkah-langkah ini,” kata Gedung Putih lagi.

Amerika Serikat adalah pemasok senjata utama Israel. Pemerintahan Biden juga sebagian besar telah memberikan perlindungan diplomatik bagi Israel di PBB.

Pascapanggilan telepon Biden dengan Netanyahu, Juru Bicara Gedung Putih John Kirby menolak menjelaskan perubahan spesifik apa yang kira-kira bakal dilakukan AS dalam kebijakannya terhadap Israel dan Gaza. Dia mengatakan, Washington DC masih menunggu pengumuman dari Israel dalam beberapa hari mendatang, mengenai langkah yang akan diambil Tel Aviv terkait peringatan Biden itu.

Sementara pihak Israel ketika ditanya soal kemungkinan perubahan kebijakan Amerika terkait bantuan militer itu, meminta wartawan menanyakannya langsung ke AS. “Saya pikir ini adalah sesuatu yang harus dijelaskan oleh Washington,” ucap juru bicara Netanyahu, Tal Heinrich, kepada Fox News.

Pada hari Senin, Israel melancarkan serangan yang menewaskan tujuh pekerja di kelompok WCK, yang didirikan oleh koki ternama Jose Andres. Dalam sebuah wawancara pada Rabu, Andres mengatakan kepada Reuters bahwa serangan Israel itu sengaja menyasar para pekerja bantuannya. Pasalnya, serangan itu menargetkan mobil mereka satu per satu secara sistematis.

Tujuh korban tewas tercatat sebagai warga negara Australia, Inggris, Polandia, Palestina, dan warga negara ganda AS dan Kanada. Tragedi itu menuai kecaman keras dari pemimpin Polandia dan Australia.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
2 jam lalu

Dampak Badai Al Aqsa Masih Bergaung, IDF Pecat Perwira gara-gara Israel Dipermalukan Hamas

Internasional
2 jam lalu

Fantastis! Video Pertemuan Trump dan Pangeran MBS Ditonton 4 Miliar Kali Lebih dalam 48 Jam

Internasional
3 jam lalu

Komandan Senior Ali Tabatabai Dibunuh, Hizbullah Akan Balas Israel

Internasional
4 jam lalu

Presiden Kolombia Serukan Maskapai Kembali Terbang ke Venezuela: Tak Ada Negara yang Diblokade!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal