“(Biden) menjelaskan perlunya Israel mengumumkan dan menerapkan serangkaian langkah spesifik, konkret, dan terukur untuk mengatasi kehancuran di kalangan sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan para pekerja bantuan,” ungkap Gedung Putih dalam pernyataannya mengenai isi percakapan Biden dan Netanyahu.
Dikatakan bahwa panggilan telepon itu berlangsung sekitar 30 menit. “(Presiden) menjelaskan bahwa kebijakan AS sehubungan dengan Gaza akan ditentukan oleh penilaian kami terhadap tindakan segera Israel terhadap langkah-langkah ini,” kata Gedung Putih lagi.
Amerika Serikat adalah pemasok senjata utama Israel. Pemerintahan Biden juga sebagian besar telah memberikan perlindungan diplomatik bagi Israel di PBB.
Pascapanggilan telepon Biden dengan Netanyahu, Juru Bicara Gedung Putih John Kirby menolak menjelaskan perubahan spesifik apa yang kira-kira bakal dilakukan AS dalam kebijakannya terhadap Israel dan Gaza. Dia mengatakan, Washington DC masih menunggu pengumuman dari Israel dalam beberapa hari mendatang, mengenai langkah yang akan diambil Tel Aviv terkait peringatan Biden itu.
Sementara pihak Israel ketika ditanya soal kemungkinan perubahan kebijakan Amerika terkait bantuan militer itu, meminta wartawan menanyakannya langsung ke AS. “Saya pikir ini adalah sesuatu yang harus dijelaskan oleh Washington,” ucap juru bicara Netanyahu, Tal Heinrich, kepada Fox News.
Pada hari Senin, Israel melancarkan serangan yang menewaskan tujuh pekerja di kelompok WCK, yang didirikan oleh koki ternama Jose Andres. Dalam sebuah wawancara pada Rabu, Andres mengatakan kepada Reuters bahwa serangan Israel itu sengaja menyasar para pekerja bantuannya. Pasalnya, serangan itu menargetkan mobil mereka satu per satu secara sistematis.
Tujuh korban tewas tercatat sebagai warga negara Australia, Inggris, Polandia, Palestina, dan warga negara ganda AS dan Kanada. Tragedi itu menuai kecaman keras dari pemimpin Polandia dan Australia.