SAN FRANCISCO, iNews.id - Para hacker semakin ganas menyerang sistem teknologi informasi institusi pemerintah serta swasta Amerika Serikat. Badan nuklir Amerika Serikat dan tiga negara bagian menjadi korban terbaru pelaku peretasan yang diduga berasal dari Rusia.
Bukan hanya itu, perusahaan raksasa teknologi Microsoft ikut dibobol. Bahkan produknya diduga digunakan untuk serangan lebih lanjut ke para pengguna perangkat lunak perusahaan tersebut.
Namun perusahaan yang berbasis di Washington, Redmond, mendeteksi perangkat lunak yang digunakan merupakan prouduk SolarWinds. Penyelidikan Redmond sejauh ini belum menemukan peretas menggunakan sistem buatan Microsoft untuk menyerang para pengguna.
Pelaku memanfaatkan perangkat lunak sistem jaringan SolarWinds yang sudah digunakan secara luas untuk menyerang institusi pemerintah dan swasta AS.
Sebelum badan nuklir dan pemerintah negara bagian, hacker menyerang beberapa departemen termasuk keuangan dan perdagangan.
Badan Keamanan Nuklir Nasional yang berada di bawah Departemen Energi, pihak yang bertanggung jawab atas ketersediaan nuklir, menjadi sasaran serangan terbaru.
Juru Bicara Departemen Energi Shaylyn Hynes mengatakan, hasil penyelidikan yang sedang berlangsung, peretasan tidak memengaruhi fungsi keamanan nasional yang sensitif.
"Pada titik ini, penyelidikan menemukan malware telah diisolasi ke jaringan bisnis saja," kata Hynes, dikutip dari Reuters, Jumat (18/12/2020).