Selaian badan nuklir, serangan juga dialami tiga negara bagian. Namun sumber-sumber yang dimintai konfirmasi tidak menyebutkan nama tiga negara bagian tersebut.
Sebelumnya Badan Kemanan Infrastuktur dan Sibersekuruti menyatakan, kelakuan para peretas bisa menimbulkan risiko besar bagi pemerintah federal, negara bagian, dan lokal, infrastruktur penting, dan sektor swasta.
Para hacker melakukan serangan dengan cara yang canggih menggunakan keahlian yang kompleks.
Presiden Donald Trump belum mengomentari serangan hacker tersebut. Sementara itu presiden terpilih Joe Biden menyebut peretasan ini merupakan pelanggaran keamanan siber besar-besaran yang memengaruhi ribuan korban, termasuk perusahaan dan entitas pemerintah federal AS.
"Saya ingin menjelaskan, pemerintahan saya akan menjadikan keamanan siber sebagai prioritas utama di setiap tingkat pemerintahan dan penanganan pelanggaran ini akan menjadi prioritas kami sejak menjabat," kata Biden, seraya menegaskan para pelaku harus bertanggung jawab dan membayar dengan harga mahal atas serangan tersebut.
Rusia membantah terlibat dalam serangan itu.