WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Vladimir Putin untuk tidak menggunakan senjata nuklir atau kimia taktis untuk membalas kekalahan dalam perang di Ukraina sepekan terakhir. Tentara Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dalam serangan kilat di timur laut negara itu. Rusia pun menarik pasukannya dari wilayah Kharkiv pada pekan lalu untuk menghindari kekalahan lebih parah.
Dalam wawancara di program '60 Minutes' CBS News yang akan disiarkan Minggu (18/9/2022), Biden menegaskan penggunaan senjata nuklir bisa mengubah wajah perang yang terjadi saat ini.
"Jangan, jangan, jangan. Itu akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia II," kata Biden, dalam iklan cuplikan wawancara ditayangkan Sabtu kemarin, menjawab pertanyaan host.
Biden lalu mengancam, penggunaan senjata nuklir atau kimia oleh Rusia di Ukraina akan diganjar dengan konsekuensi kuat. Namun dia enggan menjelaskannya secara rinci.
"(Rusia) Akan menjadi lebih paria di dunia daripada sebelumnya. Respons apa yang akan diberikan akan bergantung pada sejauh mana perbuatan mereka," kata Biden.
Di Moskow, Putin mendapat desakan kuat dari kalangan nasionalis untuk melakukan mobilisasi nasional guna menambah kekuatan ke Ukraina. Namun sejauh ini belum ada keputusan yang diambil.
Namun Putin memperingatkan Rusia akan merespons lebih kuat jika pasukannya terus mendapat tekanan. Pernyataannya tersebut meningkatkan kekhawatiran, Putin bisa menggunakan cara-cara yang tidak biasa, seperti memerintahkan penggunaan senjata nuklir atau kimia dalam skala kecil.