“Saya enggak ada apa-apa, enggak ada bengkak, enggak pingsan, masih hidup, tetap ngegas,” ucap dr Tirta Mandira Hudhi, salah seorang influencer Jokowi, setelah menerima suntikan vaksin di Puskesmas Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (14/1/2021).
Imbauan vaksin pun makin meluas ke seantero Nusantara, baik melalui tanda pagar maupun foto diri di medsos dengan beraneka ragam nama institusi dan organisasi.
“Saya juga telah memerintahkan agar proses vaksinasi pada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini,” kata Presiden Jokowi.
Jadi pemberitaan besar di China
Foto-foto Presiden Jokowi saat disuntik vaksin buatan Sinovac itu telah menghiasi berbagai media massa dan media sosial di China. Apalagi pada saat itu bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri sekaligus Dewan Pemerintahan China, Wang Yi, ke Jakarta dengan agenda utama bertemu Presiden Jokowi.
Maka tidak heran jika kemudian Beijing memberikan dukungan penuh kepada Indonesia sebagai pusat produksi vaksin Covid yang dikembangkan China di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya, pemerintah China juga berharap peningkatan kerja sama pengembangan vaksin lebih lanjut.
China sangat ingin melanjutkan penguatan kerja sama dengan Indonesia, mendukung upaya antiepidemi. Selain itu, negara itu juga ingin bersama-sama mencukupi kebutuhan vaksin negara-negara berkembang dan negara-negara Islam dengan harga terjangkau.
Hal itu tentu saja membawa angin segar bagi produsen vaksin China, baik Sinovac, Sinopharm, maupun yang lainnya, di tengah berita keraguan akan kemanjurannya.
China pun tak lagi pusing dengan gunjingan media-media Barat yang membandingkan keampuhan vaksin Sinopharm dan Sinovac yang jauh berada di bawah Pfizer dengan tingkat efikasi di atas 90 persen.